Mengenal Tharjaki Lubis Legenda  Raja Udara Askar Bertuah

Mengenal Tharjaki Lubis Legenda  Raja Udara Askar Bertuah
Tharjaki Lubis

CELOTEHRIAU.COM--PSPS Pekanbaru secara prestasi memang tidak sementereng tim sumatera  lainnya  PSMS dan  Semen Padang.Namun klub yang berdiri tahun 1955 ini selalu melahirkan pemain-pemain bertalenta.

Salahsatunya sektor penjaga gawang. Mulai era Sutanto Ongso, Irmaidi, Eva Hendri  Indra Surya, Tharjaki Lubis, Lutfi Yasin,  Fance Harianto, Fauzal Mubaraq, Susanto  sampai era Ismail Hanafi.

Dari semua nama penjaga gawang lokal Riau,  nama Tharjaki Lubis yang berjuluk " Si Raja Udara" layak dikedepankan.

Penjaga gawang kelahiran Natuna 10 Oktober 1974 ini sejak berusia 15 tahun sampai pensiun saat berusia 37 tahun, selalu setia membela panji Bond kesayangan masyarakat Pekanbaru, Provinsi Riau.

Karier pemilik nomor punggung 1 ini dimulai sejak tahun 1989. Memperkuat PSPS di Piala  Haornas di Jakarta.Tampil sebagai pemain pengganti kiper utama Bambang.

Dua tahun kemudian atau tepatnya tahun 1991.Tharjaki mulai mendapatkan tempat ketika tampil membela PSPS di  Piala U 17 KNPi  Bengkulu.

Karir selanjutnya, pada tahun 1994, kembali membela PSPS di  Piala Menpora U 21 Bogor.
Tharjaki Lubis berhasil membawa pulang gelar juara 2 nasional . setelah di partai final kalah dari  Persija U 21.

Karirnya pun terus menanjak.Tahun 1996 ia dipercaya membela tim Porda Pekanbaru dan Porwil Riau di Aceh.

Setahun kemudia Jhaki muda masuk ke skuad  PSPS berlaga di Divisi II, bersaing dengan Irmaidi dan Eva Hendri.

Dua tahun kemudian tepatnya tahun 1999.Tharjaki Lubis menjadi kiper utama yang kala itu memiliki pesaing, Jhon  dan Yono dari Jakarta.Dan tahun ini ia turut andil mengantarkan PSPS sebagai juara Divisi I dan promosi ke kasta tertinggi sepak bola Indonesia kala itu, Divisi utama.

Promosinya PSPS ke kasta sepakbola tertinggi tanah air tentu membuat persaingan seluruh posisi semakin ketat.Termasuk sektor penjaga gawang.Tharjaki Lubis harus saling berbagi dengan
Hengki Oba penjaga gawang asal Persiter Ternate. Pada edisi ini PSPS bertengger di peringkat 5 klasemen akhir wilayah barat.

Nah, tahun 2000, posisi Tharjaki sebagai penjaga gawang mendapat pressing dengan bermunculannya talenta muda seperti Fance Harianto dan Fauzal Mubarak selain Hengki Oba.Tahun ini PSPS finis di peringkat ke  6 wilayah barat.

Bahkan sampai tahun 2001, Tarjaki tetap menjadi pilihan utama bersainah dengan Hengki Oba plus Rahmad Hidayat dan Fauzal Mubarak yang mengincar jam terbang.

Tahun 2002 dan 2003 , kedatangan penjaga gawang timnas Indonesia Hendro Kartiko meruntuhkan dominasi Tharjaki Lubis tampil di divisi utama.

Dan skorsing PSSI kepada Hendro Kartiko tetap tak membuat Tharjaki Lubis menjadi pilihan utama.Ia selalu menjadi bayang-bayang Zaenal Mutaqim dan Mbeng Jean penjaga gawang asal Kamerun.

Kondisi ini membuatnya tahun 2004 harus hengkang ke Bali memperkuat Persegi Gianyar.
Cuma semusim ia kembali ke Riau dan mendapat tawaran pekerjaan di PTPN5 Riau. Setahun kemudian tepatnya 2006 ia mencoba peruntungan di klub Aceh, PSBL Langsa.

Setahun kemudian si Raja Udara kembali ke pangkuan PSPS  berlaga di Divisi I sampai pensiun tahun 2012 diusianya yang ke 37 dan menjadi pelatih penjaga gawang tim U 21 PSPS.

Dan tahun 2013 pria yang juga karyawan PTPN5 ini di percaya pelatih kepala Mundari Karya mendampinginya sebagai pelatih penjaga gawang di kompetisi Divisi Utama Liga Indonesia.

Lalu sejak tahun 2017 sampai sekarang  Tarjhaki Lubis meneruskan karir kepelatihannya di Academi dan klub Liga 2 AA Tiga Naga.#Soccer is my life#

#sepakbola

Index

Berita Lainnya

Index